4 Pegokart Indonesia Gagal di Grand Final Rotax Max Valencia - Racing Planet - Racing 4 Autonews | 4W Motorsport News

4 Pegokart Indonesia Gagal di Grand Final Rotax Max Valencia

November 29, 2014 | Editor Sport
RACING4.NET - 29 Nopember 2014 - OtomotifZone.com-Valencia. Pupus sudah harapan besar 4 Pegokart Indonesia berbicara lebih banyak di ajang Grand Final Rotax Max 2014 Valencia yang akan berakhir Sabtu sore ini (29/11).

Perjalanan panjang nan berat telah ditempuh Senna SN, Silvano Christian, David Sitanala dan Amir Mahpud sejak Selasa kemaren dengan melalui perjuangan  berat dipundaknya harus terhenti di babak second chance untuk Senna SN dan Silvano  sementara 2 pegokart lainnya harus terhenti dibabak Heat karena berbagai kendala yang dialaminya.

Kartodromo Internacional Lucas Guerrero yang terletak di kota kecil gurun di wilayah Chiva Valencia menjadi saksi perjalanan duta pahlawan otomotif Indonesia dikancah internasional. race demi race dilalui dengan kondisi pengetahuan pemetaan track yang sangat terbatas disamping ketatnya regulasi pembatasan setingan kendaraan hanya seting main  jet saja.

David Juliano Sitanala pegokart juara RMC Indonesia 2014 dan Runner Up AMC 2014 Malaysia justru menjadi satu-satunya pegokart kebanggaan kita yang harus mengalami tabrakan 2 kali dalam 2 sesi heat dan membuatnya langsung terlempar dari kompetisi menuju race berikutnya.

2 pengorbanan berat dilalui nyong Ambon satu ini, tampil memukau saat heat 1 dan sempat memberi harapan besar dan penyemangat pembalap dikelas lainnya, dimana David bermain cukup cerdas meski mempunyai keterbatasan tentang peta track namun kontrol emosi yang bagus bagi remaja seusianya sangatlah diacungi jempol, bermain halus dan tidak mengikuti irama dan gaya pembalap negara lain yang cenderung agresif dan sedikit tricky tidaklah menggoyahkan David untuk masuk dalam pertarungan demi melenggang dibarisan depan, Posisi 15 sempat didapatinya di beberapa lap di heat 1 namun beberapa pegokart yang bermain disisi dalam mendorongnya hingga akhirnya tercecer dibarisan belakang, Nasib baikpun tidak berpihak kepadanya di hea2 dan 3 dimana 2 kali mengalami crash dan harus menjadi penonton saat pegokart lainnya gasspol karena tunggangannya tidak bengkok.

Kelas DD2 Master yang menurunkan Amir Mahpud pun bernasib sama dengan pegokart Junior, sejak heat 1 hingga heat 3 tidak menunjukan hasil yang menggebirakn dan selalu terlembar dibawah 25 dan akhirny harus lebih awal menyerahkan gokartnya dan pulang lebih awal.

Harapan besarnya sebetulnya tertumpu pada 2 pegokart Indonesia lainnya, Silvano Christian sempat memberi harapan besar ketika heat 1 hingga heat 3 menunjukan performa meningkat hingga akhirnya lolos ke babak second Chance dan start diposisi 9, namun harapan tinggal harapan, posisi start 9 yang sebenarnya 70 persen peluang lolos harus rela posisinya diambil pegokart lainnya karena melintir dan akibat track licin membuatnya juga harus terhenti dibabak ini, namun hasil ini adalah hasil terbaik yang diraih mahasiswa UI ini selama 4 kali mengikuti grand final rotax Dunia.

Setelah 3 pegokart Indonesia lainnya sudah beres-beres karena gagal melangkah ke babak lanjutan, tumpuan terakhir pada pembalap Riser Shadaff KratingDaeng motorsport Senna SN. Perjalanan beratpun ditempuh Senna sejak heat 1 hingga heat 3 dan akhirnya lolos second chance.

Start diposisi hampir belakang tidak membuatnya patah semangat untuk merangsek ke barisan depan. Jarang pandang yang sangat terbatas akibat hujan dan cipratan air akibat putaran roda pegokart didepanny hampir membuat Senna salah membaca line sirkuit dan hampir masuk line kearah pit karena gelapnya lintasan. Sempat berada dibarisan tengah dilap-lap pertengahan rupanya tidak bertahan lama,Ternyata om dari Barri dan Sergio ini lupa mengganti visor dari asalnya gelap ke visor bening, dan kesempatan emaspun harus rela tertunda hingga  Grand Final Rotax tahun depan.

Kenapa 4 pegokart Indonesia gagal di ajang ini..?? inilah salah satu alasan terbesarnya. Hampir semua pegokart yang berada dikawasan Mediteran sudah mencoba track ini sebelum ditutup. Mereka sudah mengetahui seluk beluk dan sisi-sisi tersulit sirkuit yang khusus dibangun karena grand Final, sementara pegokart Indonesia mencoba track hanya saat sesi latihan yang diberikan panitia. Mereka yang di Eropa sudah mencoba track hampir sebulan sebelumnya karena dekatnya jarak, sementara kita harus menempuh perjalanan panjang dan juga cost yang jauh lebih besar dibanding menyongsong event itu sendiri, harga mahal yang harus ditempuh pegokart Indonesia.

Pegokart dan mekanik Eropa sudah menemukan setingan dan saat latihan resmi mencoba mencari alternatif setingan baru, pegokart dan mekanik Indonesia justru baru mencari setingan dasar. dalam kalimat sederhana, pegokart Indonesia masih tingkat dasar sementara pegokart Eropa pada umumnya sudah melangkah pada level advance.

Hasil akhir dari sebuah kompetisi adalah kalah dan menang, kekalahan harus diterima dengan pandangan positif, sisi pengalaman dan menambah jam terbang menjadi bekal untuk melangkah dievent berikutnya, pertarungan ditiap event yang berbeda juga berbeda pula aura persaingannya.

Perjuangan kalian sudah maksimal, anda adalah 4 orang terbaik dikelasnya dari ratusan juta penduduk Indonesia, kami bangga terhadap perjuangan kalain. Inilah sebuah kompetisi murni…

maju terus pantang mundur… semangat dan perjuangan kalian mendapat apresiasi 4 jempol bergaris tebal.

Salam karting.

penulis : Edi Batrawan | Photo : Edi Batrawan