Tidak Perlu Galau Perubahan F1 dan F3, Tergantung Level Skill Drivernya Saja - Event Update - Racing 4 Autonews | 4W Motorsport News

Tidak Perlu Galau Perubahan F1 dan F3, Tergantung Level Skill Drivernya Saja

September 19, 2018 | Editor Sport

RACING4.NET - 19 September 2018 - Jakarta - Mumpung dalam suasana Rakornis IMI di Jakarta 18-19/09 yang membahas beberapa masalah teknis di beberapa cabor khususnya motorsport roda 4, Cabor Sprint Rally/Rally dikabarkan merencanakan akan merubah konten kelas lomba di Kelas F1 (FWD1) dengan melebarkan syarat kapasitas mesin hingga 1500 cc dan melesakkan mobil tempur rally sekelas Ford R2 ke dalam kelas neraka F3 (FWD3).


Hal yang normal jika jajaran punggawa cabor rally di IMI Pusat merubah regulasinya.  Ternyata tujuannya kembali kepada keinginan agar pertarungan di kelas F1 kembali ramai (pernah ramai-red) dan F3 jadi semakin kompetitif.  Namun tidak lepas dari kelemahan di podium nasional Group-nya, tentu group neraka F3 lebih punya potensi unggul telak dari F1 dan F2 sementara juara nasional hanya diambil di level group. 


No problem, yang penting khususnya kelas F1 bisa ramai lagi saja, karena konon beberapa kali diuji animonya hanya sampai di 4 peserta saja.  Alasan ekonomi lebih terasa sebenarnya, bukan semata bicara nyali duel dengan F2 dan F3, toh semua juga punya podium kelas masing-masing. 


Terutama dengan masuknya mobil sekelas Ford R2 ke ranah group F/kelas F3 sebaiknya tidak menggunakan alasan mobil tersebut lebih kencang.  Semua mobil di level kelas F3 jelas kencang semua, bahkan saking kencangnya, oli rem bisa langsung panas saat melibas SS yang hanya 5 km lalu rem blong dan masuk parit beton dalam di ajang Sprint Rally Tarmac kemarin 16/09.  Jadi tidak perlu berlebihan jadi issue, karena tergantung skill yang nyetirnya juga jika bicara kelas F3.  Case Closed.


"Safety packs para perally harus diperhatikan juga next time. Bicara statistik dan data lomba, tidak ada istilah Ford R2 mendominasi dengan teknologinya, semua teknologi teman-teman perally di level ini saya kira sudah maksimal semua.  Kejurnas sprint rally tarmac kemarin contohnya, jika Toto Michdar NFT tidak alami insiden dia lebih unggul dari pengguna R2 yang lain dan sejak awal semua perally enjoy saja bertarung di F3 atau group F.  Jangan bicara keunggulan mobil itu jika Rizal atau Rifat yang menyetirnya, mereka berada di level skill yang berbeda", jelas Loqy Siregar, punggawa Teknik IMI Pusat yang berpendapat versi dirinya.


"Contoh lain, saat rally di Paramount tempo hari, Zarfan bisa unggul juga dengan Proton biasa atas Wiewie Rianto yang gunakan mobil R2.  Gimana yang nyetirnya juga. Di Gresik kalau GTI Setiawan Santoso atau Haudy tampil tentu akan makin ramai dan tidak akan memberi kesan mobil R2 mendominasi.  Oh ya, kenapa F1 dilebarkan jadi sampai 1500cc, agar tidak sepi lagi saja dan mencoba menarik minat pihak-pihak pabrikan atau komunitas lainnya dari luar rally.  Yang sudah-sudah F1 cuma 4-5 peserta.  Sepi banget", tambah Loqy lagi