Perbedaan Strategi Lomba Sprint Rally dan Speed Rally - Event Update - Racing 4 Autonews | 4W Motorsport News

Perbedaan Strategi Lomba Sprint Rally dan Speed Rally

February 27, 2019 | Editor Sport

RACING4.NET - 27 Februari 2019 - Jakarta - pic Karyaku - Kejurnas sprint rally belum ada kabar lebih lanjut kepastian helatannya dimulai, tapi rencana dan agenda telah dicanangkan.  Kejurnas Speed Rally lebih menguat musim ini dibuka di Sumatera Utara awal Juli 2019 sambil menunggu hadirnya salah satu Rally Asia Pasific di dalam gelaran kejurnasnya.


Komunitas rally pun terbagi konsen-nya saat ini dengan mempersiapkan tunggangannya, apakah akan menunggu sajian sprint rally atau speed rally.  Waktu menunggu yang panjang ini biasanya jadi hal yang cukup menguntungkan dari sisi persiapan teknis dan persiapan operasional untuk salah satu hobi motorsport mahal ini.


Kepuasan hobi rally sebenarnya juga terbagi dua dari sisi penuntasan lombanya.  Satu, target finish.  Dua, saatnya target meraih podium.


Tanpa memikirkan bakal menjadi juara nasional di kategori Group (Kelas M, F, R dan J) tentu naik podium Kelas-nya saja sudah cukup (5 Besar Kelas Masing-Masing).   Namun dalam motorsport roda 4 jenis cabor apapun, kerap semangat hobi lebih mendominasi dari prestasi, sehingga dengan cukup menjadi FINISHER adalah sesuatu yang membanggakan dan sudah masuk ke level prestise.  Seperti apa strategi yang harus dicanangkan oleh setiap pehobi rally untuk bisa nyaman berlomba dan berharap bisa finish lomba? Ada yang berbeda dalam menuntaskannya, dalam sprint rally atau speed rally.


Dalam event SPRINT RALLY alias rally jarak pendek 3-4 Special Stages, memilih kelas lomba yang tidak banyak diikuti oleh pesaing lombanya menjadi bahan pertama pehobi rally membangun spesifikasi mobilnya sejak awal. Jangan sudah membangun mobil rally tapi ternyata terkejut saat mobil tuntas dibangun ternyata saat akan registrasi, scrutineering memutuskan mobil yang dibangun tersebut masuk ke jajaran duel kelas neraka dari kelas lomba yang tidak diharapkan si pehobi rally.   Maka podium pun akan diraih dengan kerja keras, kecuali memang ingin kerja keras demi hobi. Berbeda cerita juga jika demi hobi akhirnya menguji diri bertarung di kelas ramai demi reputasi.


Satu lagi dalam SPRINT RALLY.  Mampu Ikut dan Finish di SS Terakhir serta mampu mengantarkan mobil langsung masuk ke area Parc Ferme (parkir tertutup pasca SS terakhir) adalah yang utama untuk berstatus finisher.  Untuk yang punya target finish saja, menembus peristiwa ini sudah cukup membanggakan.  Banyak yang punya mobil rally dengan spek canggih tidak mampu masuk ke ranah Finisher seperti ini bahkan banyak juga tidak punya nyali tidak berani tarung sejak awal dan cenderung menjadi insan pengamat serta komentator tidak resmi saja.


Jika di SPEED RALLY alias rally berjarak jauh dengan total ratusan kilometer terbagi dalam beberapa Special Stage akan berbeda lagi strateginya.  Mobil dengan spesifikasi kencang saja tidak cukup.  Ketahanan fisik dan manajemen rally yang baik menjadi penentu pehobi rally memenuhi targetnya di ajang paling akbar ini.  Bisa hanya sekedar finish atau tanggung sudah jauh-jauh langsung mentargetkan podium juara.  Maka-nya jangan heran, jika jumlah starter dan peserta jauh lebih sedikit dari sprint rally yang bersifat massal dan fun.  Trah speed rally memang berbeda, media-media pun meliput dengan angle jounalism yang lebih luas dan lebih apresiatif.


Dalam SPEED RALLY, strategi duel dengan lawan yang se-KELAS jadi perhatian utama setiap pehobi rally yang tampil.  Mampu menembus duel di level GROUP harus ditambah dengan spesifikasi mobil yang lebih canggih dengan tambahan ketahanan fisik selama lomba serta strategi menuntaskan SS dengan baik dan tidak ceroboh.  Melibas SS dengan memforsir kemampuan mobil sejak awal lomba, akan mengandung resiko yang tinggi dalam menuntaskan lomba.  Ini rally jarak jauh, bukan rally pendek.  Jadi harus berhati-hati dengan nafsu yang berlebihan.


Masuk Parc Ferme Akhir Lomba walau tidak mengikuti beberapa section dengan beberapa SS di dalamnya karena alasan lawan se-KELAS tumbang saat berduel, sudah cukup mengantarkan diri menjadi Finisher bahkan merangsek ke podium KELAS.  Jika sejak awal lomba pertarungan se-KELAS hanya diikuti oleh 2-3 perally saja, maka sebenarnya podium 3 besar sudah dalam genggaman dengan hanya syarat parc ferme di atas.  Tinggal siapa yang lebih cepat dan punya daya tahan fisik serta manajamen team yang kuat saja hingga akhir.  2 Perally lainya tumbang dan tidak mampu masuk parc ferme akhir karena kerusakan yang dialami, tentu menjadikan 1 perally tersisa tidak perlu ngotot untuk menjadi yang tercepat di Kelasnya. 


Artikel ini tidak membahas operasional sprint rally atau speed rally.  Semua cabor motorsport roda4 memang tidak ada yang murah.  Tergantung niat.  Mau ikut rally atau mau ikut kontes mobil di mall-mall.  Bebas...