Rifat Sungkar. Breaking Tips dan Mengenal Jenis Rem. Keep Safety Driving - Hilite News - Racing 4 Autonews | 4W Motorsport News

Rifat Sungkar. Breaking Tips dan Mengenal Jenis Rem. Keep Safety Driving

July 22, 2014 | Editor Sport

RACING4.NET - RIFAT SUNGKAR's DRIVING TIPS - KARYAKU's NEWS - JAKARTA, 18 Juli 2014 - Salah satu bagian penting dari kendaraan adalah rem.Dalam melakukan perjalanan panjang dan melelahkan, seperti perjalanan pulang kampung menjelang Lebaran, kinerja rem harus dipastikan dalam keadaan baik untuk supaya bisa membantu menjaga keselamatan berkendara.

Pertama-tama, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis rem. Kemudian kita juga harus mengenal teknologi pada sebuah mekanisme rem, serta ragam minyak rem yang ada pada saat ini.

Ada 3 jenis rem yang kita kenal yaitu:

Rem Cakram

Rem Cakram sendiri terbagi lagi menjadi :

  1. Rem Cakram Biasa, yaitu rem yang menggunakan disc brake yang bentuknya menyerupai piring dan cara kerjanya dengan menjepit piringan rem agar kendaraan berhenti.
  2. Rem Cakram Berventilasi, sama persis dengan rem cakram biasa, namun piringannya lebih tebal seperti bertumpuk, dan ditengahnya ada rongga udara kosong di kisi-kisinya sehingga dinamakan cakram berventilasi.


Rem Tromol

  1. Pada tahun 50-an, rem tromol dioperasikan melalui satu rem, dan bentuknya seperti baskom, jadi ada dua sepatu rem yang bergerak ke arah samping kiri dan kanan. Seiring berjalannya waktu, rem tromol kini berevolusi menjadi rem tromol depan belakang dengan hidrolik.
  2. Rem Angin, yang sebenarnya adalah rem tromol dengan bantuan hidrolik angin sehingga lebih dikenal menjadi Rem Angin. Rem ini biasanya digunakan untuk kendaraan-kendaraan berat.


Yang kedua adalah mengenai teknologi di belakang rem, antara lain:

  1. Rem konvensional adalah sebuah sistem yang selalu berjalan berdasarkan pergerakan refleks dari si pengemudi, namun biasanya kelemahan sistem rem ini bahwa refleks manusia tidak sama dalam keadaan panik. Pengemudi menginjak pedal rem dengan kekuatan yang berlebihan sehingga menyebabkan ban terkunci dan justru yang terjadi adalah kendaraan tidak terkontrol dan kecelakaan tidak bisa dihindari.
  2. Perangkat ABS (Anti-lock Brake System), yaitu perangkat keselamatan yang menjadi standart harian. Pertanyaannya mungkin kita tahun kepanjangan ABS adalah Anti-lock Brake System, namun tahukah kita bagaimana cara kerja ABS sebenarnya? Banyak terjadi kendaraan dengan ABS justru tidak bisa menghindari kejadian kecelakaan yang sebenarnya bisa kita hindari. Hal ini dikarenakan para pengemudi tidak paham dengan cara kerja ABS. Sebagai gambaran, ketika sebuah kendaraan dengan ABS melewati jalan licin dan harus berhenti mendadak, sistem ABS akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai brake terbaik supaya kendaraan bisa berhenti. ABS selalu memiliki frekuensi pengereman puluhan kali per detik untuk menghindari ban terkunci (untuk menghasilkan brake terbaik), tapi konsekuensinya pada pedal rem akan timbul bunyi yang cukup keras, dan akan ada pergerakan dari pedal tersebut yang tidak kita alami sebelumnya


Hal ini terkadang yang membuat para pengemudi yang belum paham, justru mengangkat pedal rem ketika ABS bekerja, karena jelas seperseribu detik kita berpikiran bahwa ada sistem yang salah ataupun kerusakan pada pedal rem. Jadi Rifat menyarankan bagi seluruh pengemudi yang menggunakan kendaraan dengan ABS pada suatu kesempatan mencoba sistem tersebut. Caranya mudah, jalan di suatu tempat sepi dengan kecepatan sekitar 40-50 km/jam kemudian injak pedal rem sekuat kuatnya, dengan demikian kita dapat merasakan apa yang dinamakan sistem ABS. Bunyi keras yang didengar bukan kendaraan rusak tapi demikianlah cara kerja ABS. Karena pada mekanismenya ABS adalah pompa hidrolik yang bekerja atas gesekan antar 2 biji besi di sekitar rem kendaraan anda.

· EDB (Electronic Brake System). Ini adalah sistem yang lebih advance setelah ABS. Sistem ini bisa mendeteksi tingkat kebutuhan cengkraman rem di masing-masing sudut atau antara depan dan belakang berdasarkan bobot kendaraan pada saat itu. Sebagai contoh, jika kendaraan kosong dan belum menggunakan ABS dan EBD, maka ketika pedal rem diinjak, pada saat itu mobil akan menukik dan semua gaya akan bertumpu pada bagian depan. Efek yang terjadi adalah seakan-akan kita sedang menarik rem tangan di kecepatan tertentu, dan ini bisa menyebabkan mobil berbalik arah. Namun dengan adanya system EDB, sistem ini selalu dapat mendeteksi rem bagian mana yang memerlukan tenaga ekstra, dan bagian mana yang perlu dikurangi cengkramannya agar kendaraan tetap stabil.

· Brake Assist adalah sebuah sistem yang sangat membantu pengemudi ketika ia menginjak pedal rem. Dengan adanya sistem Break Assist pedal akan jauh terasa lebih ringan, karena sistem ini selalu membantu pengemudi untuk mengetahui tingkat kepakeman rem saat sipengemudi bereaksi, baik itu cepat maupun lambat. Misalnya dalam keadaan macet, kita hanya menginjak pedal rem sedikit sekali untuk menghentikan mobil, namun dengan kecepatan yang tinggi tekanan yang sedikit pun dapat menghentikan kendaraan karena bantuan Brake Assist. Intinya sistem ini selalu membantu pengemudi agar tidak perlu menginjak rem sekuat tenaga untuk mengontrol penghentian kendaraan.

Hal ketiga yang harus dimengerti sehubungan dengan rem kendaraan adalah beragam jenis minyak rem yang ada saat ini, yang menggunakan kode standar DOT (Department of Transportation). Antara lain adalah DOT 3, DOT 4, DOT 5, semakin tinggi DOT maka semakin encer minyaknya dan semakin tinggi pula tingkat ketahanan temperaturnya. Namun semakin tinggi DOT akan menambah pressure pada selang rem. Untuk memilih minyak rem yang cocok untuk kendaraan anda, Rifat menyarakan untuk selalu membaca referensi pemilihan minyak rem yang ada pada buku manual kendaraan anda.

Untuk pemeliharaan rem supaya selalu dapat berfungsi dengan baik, sebenarnya tidaklah terlalu sulit, karena sifatnya lebih ke pemeliharaan ringan, antara lain:

  1. Membersihkan piringan rem dengan tiupan kompresor agar rem bersih dari debu-debu dan kerikil-kerikil yang menempel,
  2. Cek kondisi sepatu rem/brake pad tiap kelipatan 10,000 km
  3. Cek tingkat kerataan piringan rem setiap 25,000 km.

Selain itu hal yang perlu diketahui adalah bahwa rem kendaraan anda terkadang bisa bekerja sampai dengan suhu 800°C, terutama jika kendaraan anda dipakai lama dengan kondisi berat berlebih dan melewati banyak turunan. Khusus berhubungan dengan turunan, Tips dari Rifat untuk meningkatkan kinerja rem, adalah dengan memanfaatkan Engine Brake, yaitu dengan menggunakan gigi rendah sambil menahan RPM, agar mesin kendaraan bisa menahan laju kendaraan anda, sebelum membantu rem ’bekerja sendirian”. Engine Brake bisa anda lakukan pada kendaraan dengan transisi manual, otomatis maupun CVT (Continously Variable Transmission).

Pada dasarnya rem itu besi, dan brake pad itu bahan dasarnya karbon. Sistem rem bekerja atas gesekan yang selalu menghasilkan panas. Jadi hati-hati bila kita berjalan jauh pasti rem akan semakin panas. Waspada dalam keadaan rem panas seperti ini, jangan melewati genangan air karena dapat menyebabkan keretakan pada besi itu sendiri. Kerusakan yang paling kecil adalah membuat lempengan besi menjadi tidak rata seketika, dan menyebabkan rem anda bergetar. Untuk itu segera konsultasikan ke bengkel terdekat tanpa melihat jadwal pengecekan seperti yang sudah disebutkan di atas.